Jumat, 11 Juni 2010

Mengaku dosa kepada orang tua

Papa saya meninggal waktu saya umur 13 tahun. Beberapa hari sebelum beliau meninggal, saya ‘digerakkan’ oleh Tuhan untuk meminta ampun kepadanya, atas semua kesalahanku, dan aku sering menyakiti hatinya dan belum bisa menjadi anak yang baik. (Pengakuan itu tidak harus DETIL SATU PERSATU). Saya yakin, waktu itu papa memaafkan. Karena kondisi keuangan kami, papa tidak bisa diobati, kena kanker paru-paru. Beliau meninggal bbrp hari setelah saya mengaku ‘dosa’ kepadanya.

Mama saya juga kena kanker kandungan, meninggal tahun 1988. Waktu itu saya sudah bekerja di Surabaya. Sebulan sekali saya pulang ke desa untuk bertemu orang tua. Kondisi mama parah, tidak punya uang, dan dokter mengatakan ‘tidak bisa dioperasi’ menunggu kondisinya pulih. Tapi saya tahu, kondisi mama tidak tertolong. Sebelum berangkat ke Surabaya, malam itu saya menangis di sampingnya, minta ampun dan maaf atas semua kesalahanku. (Sekali lagi, pengakuan ini tidak DETIL SATU PERSATU, tapi saya sungguh2/tulus).

Beberapa hari kemudian saya disuruh boss pulang ke desa, dan saya tahu, pasti mama saya sudah meninggal. Benar, sesampai di rumah, mama meninggal.

Dua peristiwa itu, membuat saya bersyukur, saya masih diberi kesempatan meminta maaf dan mengaku dosa kepada mereka.

Tidak ada komentar: