Kamis, 11 November 2010

Main di rel, kaki kena duri

Ini peristiwa yang tak bisa kulupakan. Biasanya kalau habis hujan, maka di daerah rel kereta api, kami punya permainan menarik. Selain bermain layang-layang, aku suka main 'plorotan gedebok pisang'.

Cara mainnya :

1. Kami memotong batang pisang (= itulah disebut gedebog).

2. Gedebog itu kami naikkan ke atas (dekat rel). Di bagian sisi lain, ada tanah yang menurun ke bawah. Di bagian bawah ada genangan air - bekas hujan.

3. Kami ber 2 atau ber 3, naik di atas gedebog itu.

4. Kemudian kami berteriak, dan menerjunkan gedebog itu ke bawah, hingga kena air. Muncrat, kami tertawa-tawa.

5. Setelah puas, gedebog tadi kami angkut ke atas, dan mengulangi lagi urutan nomor 3.

Demikian seterusnya berulang-ulang.



(Aku cari di Google, "Prosotan pisang" gak ada, adanya "Prosotan biasa", akhirnya aku teringat : ini gambar mainan orang2 jaman sekarang - namanya "banana boat", memang lebih canggih, tapi punya kami tak kalah asyikkk...)

Tetapi naas, pada hari itu, karena kami kurang bisa mengendalikan 'kendaraan' kami, maka terjadi suatu belokan mendadak. Dan, kaki kiriku (lupa) terkena duri yang cukup banyak. Aku pulang ke rumah sambil menahan sakit. Sesampai di rumah, aku dibantu papaku mencabuti duri-duri itu dari kakiku, satu demi satu. Sambil diomeli / dimarahi tentunya.

Itu yang kuingat hari ini, dan kutulis juga di blog khusus untuk almarhum papa dan mamaku di sini. Juga blog tentang desa kelahiranku, Ngunut Tulungagung di sini.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Ahaiiii benar ini ternyata dirimu; masih ingatkah bahwa permainan ini kita mainkan di areal dekat stasiun. Di situ ada area luas yg setiap kali hujan deras selalumada air yg tergenang sehingga menyerupai kolam, poisisinya ada di utara rel.

Sedang yg di selatan rel airnya sedikit lebih dangkal di situ dulu kita biasa bermain rakit. sekarang sudah dipadati oleh rumah penduduk. Temen kelasmu (temenku juga) si Gempur, kalau ak gak salah sekarang tinggalnya di daerah itu.

Jangan lupa juga, plorotan debog itu biasa kita mainkan di musim hujan, kalau lagi musim kemarau kita sdering bermain plorotan pakai pelepah Jambe......

(Eh pasti kamu bingung ya mengingatku. Tahun lalu aku sempat ketemu si Esek di Sumba (tmpatku tggal sjak 1991), sayange Esek gak eleng blas karo aku.

Dimana sekarang si Yasin dan Rini saudara2mu itu?

Masih sering ke Ngunut?